Jumat, 30 September 2011

Rasa Malu yang Berarti

aku yang
mencintai hidupku,
menyukuri anugerahNya,
menikmati langkah dengan sederhana...

aku yang
berdiri sama tegak,
duduk sama rendah,
semuanya adil didapat oleh manusia...


tak selamanya ku dapat tertawa, tapi aku berusaha tersenyum

tak selamanya aku sanggup tersenyum, tapi ku coba memilah kata

tak selamanya ku tahan berucap, tapi ku biarkan mata melihat

tak selamanya mataku fokus, tapi ku percayakan telinga mendengarnya

tak selamanya telinga kuat menahan, tapi air mata mampu mengembalikan semua kekuatan yang terusik itu...

itulah saat dimana,
sebuah rasa yang tak terkendali mengganggu ketenangan
yang tertahan dan justru berkelahi,
saling menyalahkan.
memakan waktu dengan suasana yang terpaksa...

lelah dalam jiwanya semakin menjadi..

hingga akhirnya,
perundingan pun muncul, menengahi rasa itu dan sang ketenangan.
mereka berdamai, bersalaman, berpelukan dan mengelap keringatnya...

keringat mereka itulah yang menjadi air mata disaat kita MENANGIS...

suatu hal yang mungkin memalukan, namun tetap berarti.







*untuk kalian yang menyayangiku,

salam sayang,
PRJ.
(28092011;16:09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar